Pages

Senin, 20 Mei 2013

Protokol Pemeriksaan Ct-Scan


  1. CT-SCAN OTAK
Potongan axial dari OM Line/Reids base line sampai vertex, tebal potongan :
4 – 5 mm infratentorial, 8-10mm supratentorial atau semua rata 7mm
Lesi dimidline sebaiknya dibuat potongan coronal sebagai tambahan. Kondisi tulang pada kasus trauma/ suspect fraktur tulang kepala.
Indikasi kontras: tumor, infeksi, kelainan vaskuler mencari AVM, aneurysma.
  1. CT-SCAN HYPOFISE
Potongan coronal 1-5mm tanpa dan dengan bolus kontras, dilanjutkan dengan axial scan 2-5mm dari OM Line sampai supraseller distren (2mm bila lesi kecil /mikroadenoma atau kelenjar hipofise normal ; 5mm bila tumor besar/ makroadenoma)
F.O.V kecil (160-200) mulai dari procesus clinoideus anterior sampai dorsum sellae.
  1. CT-SCAN TELINGA / os.PETROSUM
Teknik : High Resolusi CT / kondisi tulang
  1.  
    1. kasus non-tumor/trauma basis cranii: potongan axial dan coronal 2mm sejajar dengan axis os.petrosum. mencakup seluruh tulang os.petrosum, tanpa kontras, kondisi tulang (WW dan WL yang tinggi)
    2. kasus tumor / infeksi (abses ) potongan axial 2-5mm mencakup seluruh os.petrosum tanpa dan dengan kontras, kondisi tulang dan soft tissue. Potongan coronal 2-5mm sebagai tambahan, dalam kondisi tulang dan soft tissue. Mencakup seluruh os.petrosum dan proses abnormalnya.
  1. CT-SCAN ORBITA
Tumor/ infeksi: Potongan axial 3-5mm dari dinding inferior sampai dinding superior cavum orbita, sudut sejajar dengan N.opticus atau menggunakan garis infraorbito meatal line, tanpa dan dengan kontras. Setelah itu dibuat potongan coronal 3-5mm mencakup seluruh cavum orbita.
Fractur orbita : potongan coronal dan axial 2-4mm tanpa kontras, dicetak dalam kondisi soft tissue dan tulang pada daerah fraktur. F.O.V. kecil (160-200).
  1. CT-SCAN NASOPHARYNX, LIDAH
Nasopharynx: potongan axial 3-5mm, FOV 250mm, kondisi dengan filter agak tinggi (lebih tinggi dari otak) dan pallatum sampai sinus frontalis, sudut sejajar pallatum. Tanpa dan dengan kontras bolus, kemudian dilanjutkan dengan potongan axial 5mm sejajar corpus vertebrae cervicalis dari C2 s/d C6 F.O.V 200mm untuk mencari pembesaran kelenjar.
Setelah itu dibuat potongan coronal 3-5mm, tergantung besar –kecilnya kelainan dari choana sampai cervical vertebrae sejajar dengan dinding posterior nasoprynx  F.O.V. 250mm, potongan coronal kadang perlu dibuat dalam kondisi tulang apabila ada destruksi basis cranii.
Oropharynx: sama dengan nasopharynx hanya mulainya agak rendah, garis axial dimulai dari mandibula keatas.
Lidah: pasti harus diganjal gigi/rongga mulutnya dengan sepotong gabus, agar pada potongan coronal lidah tidak menyatu dengan pallatum. Teknik hamper sama dengan nasopharynx, hanya axial dan coronalnya harus mencakup seluruh daerah lidah. Bila tumor diduga berada di 2/3 depan lidah lebih baik dibuat coronal dahulu tanpa dan dengan bolus kontras, baru kemudian dibuat axialnya. Sedangkan untuk tumor dipangkal lidah,  sebaiknya dibuat axial dahulu baru cornal. Kontras diberikan pada potongan yang diperkirakan akan memberi informasi baik.
  1. CT-SCAN LARYNX / PITA SUARA
Potongan pre kontras : axial 5mm dari epiglottis sampai cincin trachea 1-2, sejajar dengan pita suara.
Potongan dengan kontras : axial 2-3mm didaerah pita suara, mulai dari batas atas sampai batas bawah lesi. Bila ada kelenjar membesar, dibuat potngan leher 5mm post bolus kontras (delayed scan)
F.O.V. 160-200mm, tanpa dan dengan bolus kontras.
  1. CT-SCAN THYROID
Potongan axial 3-5mm dari bagian atas kelenjar thyroid samapi bagian bawah biasanya mulai setinggi C5-6 sampai thoracic inlet, tanpa dan dengan bolus kontras, kemudian di ulang / delayed scan untuk mendapatkan batas lesi dan tambahan informasi yang lebih baik setelah seluruh kelenjar mengalami penyengatan merata, F.O.V. 160-200mm.
Catatan : untuk CT-Scan pita suara dan thyroid dapat dibuatkan teknik MPR (Multiplanar Rekontruksi) untuk menghasilkan potongan coronalnya, untuk itu harus dibuat potongan 1-2mm pada waktu bolus kontras sepanjang daerah yang diperlukan untuk potongan coronalya.
  1. CT-SCAN SINUS PARANASALIS
Teknik High Resolusi
Sinusitis: Potongan coronal 2mm di1/2 bagian depan dan 4mm 1/2 bagian posterior, mulai dari os.nasale sampai dengan nasopharynx, potongan axial dari dasar sinus maxillaries sampai sinus frontalis 3-5mm, tanpa bahan kontras, kondisi soft tissue (WW diatas 2000, WL diatas 200) F.O.V 200-250mm
Tumor  sinus : Potongan coronal 3-5mm dari dinding depan sinus sampai nasopharynx / tumor habis tanpa dan dengan kontras, kemudian axial 3-5mm dari dasar sinus sampai sinus frontalis / mencakup seluruh tumor, kondisi soft tissue / tulang dan kondisi massa tumor dengan WW yang rendah.
  1. CT-SCAN THORAX
(bila memungkinkan sebaiknya dipakai teknik high resolusi)
Potongan axial prekontras/ polos dari puncak paru sampai diafragma, tebal potongan 10, index 10-15. Bolus kontras diberikan  mulai dari arkus aortae samapi hilus inferior, tebal potongan 5-8mm.
Bila proses dibawah hilus potongan post kontras diteruskan kebawah sampai mengenai seluruh proses terpotong.
Kondisi dicetak dalam 2 macam: kondisi parenkim paru dan kondisi mediastinum.
Permintaan khusus untuk parenkim paru dapat dibuat sbb: biasanya pada indikasi parenchymal lung disease / emphysema.
Axial scan tanpa kontras filter high resolusi, tebal potongan 2mm dengan index potongan 8-10mm dari puncak paru sampai diafragma.
Tumor esophagus : pemeriksaan thorax scan sambil minum oral kontras sampai didapatkan lumen tumor yang sempit / batas antara esophagus yang lebar dan yang sempit sebagai batas atas tumor.Bolus kontras diberikan pada daerah tumor mulai batas atas sampai batas bawah, dicetak dalam kondisi mediastinum. Potongan coronal dan sagital dapat diperoleh melalui MPR (untuk itu perlu dibuat potongan tipis 2-3mm sewaktu dibolus).
  1. CT-SCAN ABDOMEN ATAS
Potongan Axial dari diafragma sampai ginjal.
Prekontras: tebal potongan 10, index 10-15mm.
Bolus kontras diberikan pada daerah yang menjadi tujuan pemeriksaan.
Organ / kelainannya yang diperiksa besar (hepar, lien): tebal potongan 10mm, index 8-12mm. Organ / kelainannya sedang (ginjal, lambung, usus) dipakai tebal potongan 5-8mm. Organ / kelainannya kecil (pancreas, kandung empedu,……..) tebal potongan 2-5mm.
Pada kasus tertentu seperti tumor yang hipervaskuler/hemangioma khusus untuk hepar dan ginjal, perlu dibuat delayed scan apbila dicurigai ada kelainan pada bolus kontras.Pada alat spiral / helical CI, untuk hepar dan ginjal sebaiknya dipakai program volume/spiral scan untuk mendapatkan dual phase(fase arterial dan portal pada hepar atau fase cortex dan medulla pada ginjal), kemudian dibuat lagi delayed scan untuk mendapatkan fase equilibrium(untuk hepar) dan fase excresi (untuk ginjal) dimana system pelviocalycesnya terisi penuh.
Untuk kasus CA pancreas pakai kontras negatife (minum air saja).
  1. CT-SCAN ABDOMEN BAWAH / PELVIC
Potongan axial dari lumbal 5 sampai buli-buli / kelenjar prostate.
Prekontras : tebal potongan 10mm.
Bolus kontras didaerah yang ada kelainan, tebal potongan tergantung besar kecilnya kelainan. Biasanya dipakai tebal potongan 5mm. Persiapan pasien sering tidak sampai mengisi baik rectum-sigmoid, untuk itu perlu dimasukkan kontras rectum.
Khusus untuk Ca cervix yang masih stadium II-III, dibuat potongan 3mm pada waktu bolus kontras.
Delayed scan kadang diperlukan bila: batas tumor tidak jelas.
Potongan koronal dan sagital dapat diperoleh melalui teknik MPR.
                                                           
  1. CT-SCAN SPINE
Potongan axial F.O.V. 160mm, tanpa kontras atau dengan kontras intrathecal, disebut CT-Myelografi.
Untuk kasus HNP: potongan hanya didaerah ruang discus, sejajar dengan discus, tebal potongan 2-4mm. Kondisi soft tissue dan tulang bila perlu.
Untuk penilaian canal stenosis, dapat dibuat satu potongan tepat ditengah korpus vertebrae, tegal lurus dengan axis corpus.
Untuk kasus tumor/spondylylitis/metastasis tulang: potongan sejajar dengan corpus vertebrae didaerah yang ada kelainannya. Kondisi soft tissue dan tulang . Bila perlu (umumnya harus) diberikan bolus kontras terutama pada kasus abses paravertebral atau untuk melihat infiltrasi tumor kedalam canalis vertebralis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar